
Jika kamu merasa bahwa dirimu berhak untuk menikmati hidup lebih dini, yang mana kebanyakan orang berfikir bahwa pensiun itu pantasnya di usia sekitar 50 tahun ke atas, dan kamu ingin mengusahakan untuk pensiun di usia sebelum 30 tahun, berarti kamu sudah berfikir secara tidak umum. Dan itu bagus.
Mengapa bagus? Mari kita bedah satu per satu bagaimana cara teknis untuk bisa pensiun dini sebelum umur 30 tahun.
Apa Itu Pensiun Dini?
Berdasarkan pada situs qerja.com , arti dari pensiun dini adalah keluarnya seseorang dari pekerjaannya lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan atau instansi dimana dia bekerja. Terkhusus bagi para PNS (Pegawai Negeri Sipil), terdapat ketentuan khusus mengenai pensiun dini.
Sebagaimana yang diberitakan oleh tirto.id , bahwa pada Peraturan Pemerintah no. 11 tahun 2017, bagi PNS yang mengajukan pensiun dini, pada dasarnya harus berusia 45 tahun ke atas, dan sudah memiliki masa kerja 20 tahun keatas. Skema ini termasuk dalam kategori diberhentikan secara terhormat.
PNS yang diberhentikan secara terhormat, akan mendapat tunjangan sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Tunjangan ini akan berbeda, sesuai dengan golongan dan gaji pokok yang terakhir diterima.

Lalu untuk pekerja swasta, berdasarkan apa yang disampaikan dalam qerja.com , Undang – undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak mengatur tentang pensiun dini, maupun batas usia pensiun.
Biasanya, urusan pensiun dan pensiun dini, menjadi urusan antara pekerja dengan perusahaan. Hal tersebut diatur dalam kontrak kerja di awal si pekerja bergabung di perusahaan tersebut.
Apa Untungnya Pensiun Dini?
Hmm.. Banyak banget lah untungnya. Memang dibalik keuntungan selalu ada resikonya, tapi worth it kok.
Keuntungan 1 : Kebebasan
Ya, dengan kamu nya sudah pensiun, kamu bakal dapetin sesuatu yang susah banget kamu dapetin saat kamu masih bekerja. Yaitu, kebebasan. Contohnya, dulu saat kamu masih bekerja, kamu terikat dengan ketentuan ijin atau jumlah cuti, jika ingin meliburkan diri. Terkadang jika ada kebutuhan yang mendadak dan urgent sekalipun, Si Bos tidak memberikan ijin untuk libur.
Lalu soal kebebasan waktu. Dulu saat kamu masih bekerja, kamu sangat amat diharuskan bangun pagi, persiapan untuk berangkat ke kantor, bahkan tidak sempat untuk sarapan. Setelah itu kamu juga diharuskan untuk turut serta meramaikan jalan, bergabung dengan ratusan kendaraan lain untuk saling serobot jalan, demi bisa sampai kantor tepat waktu.

Sesampainya di kantor, kamu nya yang sudah lelah, lagi-lagi diharuskan senyum bahagia saat bertemu dengan si Bos. Apalagi bagi kalian yang masih ada kewajiban apel pagi atau upacara saat hari-hari tertentu. Sudah capek, harus berpanas-panasan di lapangan kantor.
Belum lagi soal pemilihan happy family time mu, dengan kamu mentahbiskan diri sebagai pensiunan, kamu dengan sendirinya terbebas dari gelar yang tersemat di 80% masyarakat kita. Apa itu? Yaitu gelar “Orang Weekend”.
Apa itu?
Yaitu adalah orang-orang yang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga hanya pada saat weekend saja. Mau senang-senang ke tempat wisata, harus berela-rela macet di jalan menuju tempat wisata yang kamu tuju.
Jika kamu sudah pensiun, kamu secara otomatis mendapat gelar “Orang Weekdays”. Ya, kamu telah diperbolehkan nonton bioskop, ke taman safari, atau ke tempat-tempat wisata lain pada 5 hari lain, selain weekend. Jalanan lengang, kaki tidak capek karena seringnya menginjak pedal rem, tidak bingung cari parkiran di tempat wisata, dan tidak berebut lagi cari kamar hotel.

Betapa indahnya hidupmu kini.
Jujur aja deh, kalau kamu diberi kesempatan mendapatkan kebebasan seperti itu, apalagi penghasilanmu tetap atau bahkan makin meningkat, pasti kamu mau kan, untuk pensiun dini?
Keuntungan 2 : Seakan Lahir Kembali
Gimana enggak, hidupmu yang sebelumnya, selalu diwarnai dengan kemonotonan. Selalu itu-itu saja tantangannya. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, berjalan hampir sama setiap harinya. Kalaupun ada dinamika, selalu muncul dari faktor eksternal, bukan dari keinginan dirimu. Seperti pergantian pimpinan, perbaikan jalan yang selalu kamu lalui, sehingga makin jauh rute perjananan rumah ke kantormu, dimutasi di luar pulau, perombakan staff, perubahan peraturan pundang-undangan, dan lain sebagainya yang semua pemicunya adalah dari luar kehendakmu.
Setelah kamu pensiun, kamu memiliki hak untuk memilih tantanganmu hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, bahkan 5 tahun ke depan. Kamu bebas untuk memilih dinamika, dan pastinya karena kamu yang memilih, maka kamu akan lebih siap dalam menghadapinya.

Dirimu yang sekarang, berbeda dengan dirimu yang dulu. Kamu bisa mengejar impian terpendammu. Kamu bisa melakukan apapun yang telah menjadi passionmu selama ini. Dirimu yang selama ini suka memasak, kamu boleh untuk mulai ikut sekolah memasak. Kamu yang selama ini ingin sekali membuka bisnis, kamu bisa mulai membuka bisnis. Pengabdianmu sekarang lebih tulus, karena kamu mengabdi pada Tuhan dan dirimu sendiri.
Keuntungan 3 : Umur Lebih Panjang
Berdasarkan pada apa yang tertulis pada Tempo , pada laman Forbes, Juli 2019, mengutip sebuah penelitian yang diterbitkan pada Journal of Health anda Economic , menyebutkan bahwa karyawan sektor publik yang bekerja di Belanda, yang mengambil pensiun dini memiliki umur 42% lebih panjang daripada merekayang terus bekerja hingga umur 60 tahunan.
Dalam penelitian lain, oleh Dr. Sing Lin Ph.D. mempelajari berapa banyak cek dana pensiun yang dikirim ke para pensiunan Boeing, dia menemukan bahwa rata-rata karyawan yang pensiun di usia 65 tahun, hingga 18 bulan setelah mereka pensiun (meninggal). Sedangkan mereka yang pensiun dini di usia 55 tahun, terus menerima cek mereka hingga umur 70 hingga 80 tahun.
So, itu sedikit memberi gambaran, bahwa pensiun dini juga merupakan salah satu usaha kita untuk bisa berumur panjang.

3 Cara Teknis Untuk Bisa Pensiun Dini Sebelum Umur 30 Tahun
1. Pola pikir
Akan sangat mustahil bagi kamu untuk bisa segera mengakhiri identitas sebagai karyawan, apabila kamu belum memiliki pola pikir yang tepat. Maka, cara pertama adalah rubahlah pola pikirmu.
Apabila pola pikirmu masih ragu akan kenikmatan-kenikmatan untuk menjadi seseorang yang mandiri (bukan karyawan), maka akan sangat susah bagimu untuk bisa pensiun dini,apalagi saat umurmu belum mencapai 30 tahun. Jadi, kamu harus punya tekad yang bulat.Kamu harus punya keyakinan yang seyakin-yakinnya, bahwa menjadi pensiun dini, adalah sebuah keharusan dalam hidupmu.
Bahwa menjadi seseorang yang mandiri, adalah sebuah keputusan yang tidak terbantah dalam targetmu.
Mengapa harus sebegitu yakinnya? Karena nanti pasti akan ada banyak tantangan baru yang kamu harus adaptasi. Akan muncul persoalan-persoalan yang saat ini kamu belum akrab akan pilihan-pilihan solusinya. Dan yang paling parah adalah kamu akan kehilangan satu-satunya kenikmatan yang kamu miliki saat kamu masih menjadi karyawan, yaitu kepastian waktu dan jumlah gajinya.
Pasti hatimu akan kikuk dengan sebegitu rentannya dirimu akan kemiskinan. Tidak ada lagi yang akan menjamin bahwa bulan depan kamu bisa bayar cicilan. Tidak ada lagi kepastian oase yang menyegarkan saat kamu tabah akan kekeringan saldo rekening di hari tua. Semua hal tentang keuangan, seakan benar-benar pasrah pada alam (Tuhan).
Perasaan insecure yang dulu sangat asing bagimu, setelah pensiun dini di umur sebelum 30 tahun, akan kerap kali melanda pillow talk mu.

Nah, maka dari itu, kita harus menyiapkan mental dan pola pikir yang benar. Jadi gini, saat kamu telah pensiun dini kelak, kamu harus punya pola pikir, bahwa besar kecilnya pendapatanmu, adalah tergantung dari kerja keras dan kemauanmu dalam belajar.
Mari kita jabarkan apa itu kerja keras, dan apa itu kemauan dalam belajar.
Kerja Keras
Kerja keras bukan melulu banting tulang, cacatlah kamu ntar. Yang betul adalah jangan sekali-kali kamu melakukan hal-hal yang tidak produktif. Baik dari sisi pekerjaan, keluarga, agama, dll. Bahasa mudahnya adalah kamu sangat amat dilarang menjadi orang yang pemalas.
Kalau kamu masih belum ngerti juga akan apa itu pemalas. Pemalas adalah orang yang suka menunda melakukan hal-hal yang produktif. Bahkan sekedar merenung pun, orang pemalas itu suka merenung hal-hal yang tidak produktif. Pasti tahu dong, apa saja hal-hal yang tidak produktif untuk direnungkan.
Lalu, apa itu melakukan hal yang produktif?

Yaitu hal yang memiliki dampak paling positif dari hal-hal yang lain yang dapat kamu lakukan.
Jadi, dalam suatu waktu, pasti ada dong pilihan beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Nah, kamu harus bisa memutuskan mana diantara hal-hal tersebut yang paling memiliki dampak positif terhadap tujuanmu.
Biasanya, karena malas, walaupun kamu mengetahui hal mana yang paling produktif, kamu enggan melakukannya. Entah alasan capek, ribet, dll. Setelah kamu pensiun, kamu dilarang untuk punya banyak alasan untuk tidak memilih hal yang produktif tersebut. Seberat apapun hal itu, harus kamu lakukan. Seribet apapun itu, harus kamu mulai.
Kemauan Dalam Belajar
Banyak banget orang-orang yang menjadi karyawan sampai tua renta, hanya karena dia ogah dengan yang namanya belajar. Seakan-akan mempelajari sesuatu adalah hal yang seberat orang yang mau ngurus berkas-berkas perkawinan. Ribet lah, ada banyak pekerjaan lain lah, capek lah, dan sebagainya.
Kamu juga sangat dilarang untuk alergi dengan yang namanya belajar, jika kamu ingin pensiun dini sebelum usia 30 tahun. Mengapa? Karena yang namanya mandiri, maka dia akan akrab dengan membuat keputusan. Dan membuat keputusan, selalu memerlukan ilmu. Dan belajar adalah proses dimana kamu merencanakan ilmu mana yang akan kamu serap secara sadar dan memang kamu inginkan pelajari.
Apa itu ilmu? Yaitu kamu tahu akan sesuatu hal, entah dari kamu pernah membaca, tahu dari cerita orang, tahu dari seminar yang kamu ikuti, tahu dari guru, tahu dari dosen, tahu dari majalah saat kamu nyalon, tahu dari tetanggamu yang nge-gosip saat kamu beli sayur lewat depan rumah, dan lain sebagainya.
So, ilmu itu tidak melulu didapat dari bangku sekolah atau kuliah ya. Banyak banget sumbernya, bahkan yang tanpa kamu sadari. Dan parahnya, ilmu lah yang mampu merubah hidupmu. Mengapa? Kembali lagi ke yang tadi, semua keputusan dalam hidupmu, selalu berasal dari ilmu yang ada di otakmu.
Maka jika kamu menolak untuk belajar, maka keputusan-keputusan yang kamu buat hampir setiap waktu, adalah hasil dari ilmu yang secara tanpa kamu sengaja, masuk ke otakmu.
Setelah kamu pensiun dini, kamu harus terus belajar, bahkan harus makin semangat untuk belajar dari waktu ke waktu. Logikanya, dengan kamu semangat belajar, ilmu-ilmu yang masuk ke otakmu, adalah ilmu-ilmu yang memang kamu sengaja masukkan ke otakmu. Kan kecil banget kemungkinannya, bahwa kamu bakal sengaja memasukkan ilmu yang malah menjerumuskan hidupmu.

Sehingga, diharapkan segala keputusan dalam hidupmu, adalah keputusan terbaik. Karena didapat dari hasil ilmu-ilmu yang membuat hidupmu makin bahagia. Terutama kebahagiaan akan jumlah saldo rekeningmu.
Baca juga : 5 Alasan Kamu Harus Ikut BEM
Lalu, harusnya belajar apa saja? Yang jelas soal hal-hal yang menunjang kemandirianmu. Seperti belajar bisnis. Mulai dari keuangan, marketing, pembuatan sistem, pajak, manajemen, dan lain-lain. Kamu bisa mempelajari itu semua dari banyak sumber, seperti dari buku, seminar, video youtube, instagram, ikut forum bisnis, dari cerita kenalan, film, googling, tanya ke tetangga, tanya ke pesaing, dan masih banyak lagi.
Bagaimana, sudah kebelet ingin belajar?
Oya, pola pikir itu harus sudah mulai dibentuk bahkan saat kamu masih sekolah ya. Atau paling tidak sedini mungkin. Kalau kamu kondisinya sekarang masih bekerja, ya mulai sekarang kamu harus tanamkan pola pikir di atas.
2. Perencanaan
Ada banyak bentuk perencanaan. Yaitu :
Menabung Untuk Modal Buka Usaha
Jadi saat kamu masih bekerja, kamu harus sisihkan uang untuk nanti dijadikan modal usaha. Nah, jika kamu memang ingin banget bisa pensiun saat umurmu belum 30 tahun, porsi nabung untuk buku usahanya yang agak gedean. Kalau bisa kamu paksain deh untuk tidak nyicil hal-hal sekunder bahkan tersier seperti mobil.
Selalu berfikir akan fungsionalitas. Kalau kamu mau beli hape, ya jangan yang mahal-mahal. Yang penting awet dan bisa dibuat chattingan, sosmed, dan browsing. Kesampingkan yang namanya kebanggan akan brand. Begitupun dengan motor. Harus berfikir dari fungsinya.
Makin kamu pintar dalam berhemat, maka makin cocok dirimu menjadi orang yang mampu pensiun dini sebelum umur 30 tahun.

Selain berhemat, kamu juga harus mulai mempelajari serba-serbi soal bisnis. Hingga kamu terbiasa untuk membuat business plan. Makin teliti kamu membuat perencanaan bisnis, makin siap kamu untuk membuka usaha setelah kamu pensiun dini.
Baca juga : Cobain Yuk, Bisnis Buku Tahunan, Dijamin Nagih!
Buka Usaha Disaat Kamu Masih Bekerja
Ini cocok banget kalau tipikal kamu yang memang siap untuk bekerja keras. Perencanaan yang ini memiliki peluang suksesnya kamu untuk bisa pensiun sebelum umur 30 tahun lebih besar. Mengapa, karena memang beban kerjanya berat banget. Ritme hidupmu bakal lebih ngos-ngosan.
Bayangin saja, kamu punya dua tanggung jawab yang sama-sama tidak bisa diremehin. Tanggung jawab kerja iya, tanggung jawab bisnis juga iya. Yang namanya bisnis kan pasti perlu modal, baik itu modal dengkul sekalipun, pasti ada pengorbanan dan pertaruhannya juga kan. Dan itu besar banget tanggung jawabnya. Karena sekali kamu buka sebuah usaha, haram banget dengan mudahnya kamu bangkrutin di saat usahamu tidak laku. Mengapa?
Yang namanya nutup sebuah usaha, kalau kamu mudah banget ambil keputusan. itu, maka secara mental, kamu akan jadi orang yang mudah menyerah. Dan sifat mudah menyerah, adalah sifat terlarang bagi kamu yang mengidam-idamkan kemandirian.

So, jalani kondisimu walau berat dan tertatih-tatih. Karena di saat kamu pensiun nanti, bisnismu pasti lebih siap, daripada mereka yang masih baru cari ide mau buka usaha apa.
Jadi kamu pensiun, sudah jelas arah dan perjalananmu nanti seperti apa.
Buka Usaha Disaat Kamu Masih Belum Bekerja
Yang ini, peluangnya makin besar lagi. Bahkan dijamin deh, kamu bakal bisa pensiun sebelum kamu umur 30 tahun. Bagaimana tidak pasti, lha kamu cari kerja adalah bukan karena kepepet butuh uang. Kamu cari kerja memang karena murni mau mempelajari seluk beluk sebuah perusahaan.
Kamu tidak akan melamar kerja karena kamu fresh graduate , tapi kamu melamar kerja karena 2 hal. Karena butuh tambahan modal, dan yang kedua karena kamu ingin sebuah pengalaman khusus yang tidak bisa didapat dari jalan pengusaha, serta mempelajari cara kerja (plus rahasia) dari perusahaan yang ingin kamu pelajari tersebut.
Untuk kedua hal tersebut, pasti tidak memerlukan waktu yang lama. Jadi kamu pasti telah siap untuk pensiun sebelum umur 30 tahun.
Baca juga : Bagaimana Cara Memulai Bisnis Percetakan Saat Kuliah
3. Memiliki Mentor
Jangan langsung punya pikiran bahwa memiliki mentor itu selalu berbiaya tinggi ya. Mentor itu bisa kamu dapatkan dari temanmu, suamimu, istrimu, keluarga besarmu, atau siapapun yang bisa kamu mintai saran dan nasehat hampir kapanpun kamu butuh.
Mengapa mentor itu penting? Karena sehebat apapun dirimu, pasti kamu akan menemui kondisi dimana kamu merasa 1 cm dari kata menyerah. Sudah setipis rambut dari kata menyerah. Dan disitulah kamu butuh mentor untuk kamu mintai saran dan nasehat. Yang mana apapun yang akan keluar dari mulutnya, pasti akan membuatmu mengusap air mata, dan siap untuk bangkit kembali.
Akan sangat baik, apabila mentormu itu orang yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis, dan pantas untuk menjadi panutanmu.
Syukur-syukur beliau bisa kamu repoti dengan dimintai pendapat akan pilihan keputusan yang kamu ragu. Sehingga kamu tidak perlu banyak-banyak trial and error, yang pastinya akan memakan banyak waktu dan biaya.

Kesimpulan
Oke, jadi kamu sekarang sudah mengerti tentang apa peluang dan resiko dari pensiun dini, apalagi di usia sebelum 30 tahun. Kami berharap, keputusan pensiun dinimu tidak malah menjadi bomerang bagi hidup dan keluargamu. Jika kamu benar-benar melakukan apa yang kami tulis di atas, bisa kami pastikan, 99% kamu akan siap dan bisa untuk pensiun dini sebelum usiamu 30 tahun.
Sampai jumpa di artikel berikutnya ya. Tetap selalu buka website KreasiLangit.com untuk mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat.