4 KEUNTUNGAN BELAJAR DI RUMAH ATAU HOMESCHOOLING

Semangat untuk membantu dia mewujudkan cita citanya

Oke, sekarang kita mulai melirik satu metode belajar yang sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi mulai terkenal kembali karena ada himbauan pemerintah, bahwa para murid dianjurkan untuk belajar di rumah, demi mencegah makin banyaknya orang yang terjangkit virus corona / COVID 19.

Kamu sudah pernah dengar istilah homescooling?

Belajar di rumah
Belajar di rumah

Ya, sebuah metode belajar yang hampir seluruh kegiatan belajar mengajarnya dilakukan di rumah.  Sekolah mandiri ini adalah sebuah metode pendidikan alternatif dari pendidikan formal. Dikarenakan proses belajar mengajarnya dilakukan di rumah, maka orang tua berhak untuk menentukan sendiri sistem pengajaran yang tepat untuk anaknya.

Yang pastinya akan sesuai dengan kemampuan, minat, serta gaya belajar anak. Sehingga diharapkan, Si Anak akan terhindar dari perasaan terpaksa dalam belajar.

Walaupun proses belajarnya dilakukan di rumah. Orang tua tetap bisa menggunakan jasa staf pengajar untuk datang ke rumah.

Dengan begitu, anak dapat mengikuti pendidikan formal seperti sekolah, hanya saja situasi dan suasananya lebih nyaman karena dilakukan di rumah.

Bagaimana Landasan Hukum dari Homeschooling Atau Belajar di Rumah?

Karena kita tinggal di Indonesia, maka kita harus mematuhi peraturan yang menaungi tentang homeschooling atau belajar di rumah. Berdasarkan pada apa yang tertera dalam Halodoc.com ,

Di Indonesia, homeschooling atau belajar di rumah, telah legal. Hal ini sudah diatur dalam UU Sisdiknas dan termasuk ke dalam akses pendidikan.

Belajar di rumah itu dilindungi undang undang
Belajar di rumah itu dilindungi undang undang

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2014, mendefinisikan sekolah rumah, belajar di rumah, atau homeschooling sebagai proses layanan pendidikan secara sadar dan terencana dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat dengan suasana kondusif.

Didalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa orang tua yang ingin menerapkan metode homeschooling kepada anaknya, diwajibkan melapor ke kepala dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota.

Siapa Sih, Para Lulusan Homeschooling Atau Belajar di Rumah?

Jadi meskipun metode homeschooling atau belajar di rumah sudah lama ada di Indonesia, dan bahkan telah memiliki landasan hukumnya, masih banyak lho orang yang mencibir metode ini.

Banyak yang beranggapan, bahwa homeschooling akan membuat anak menjadi minder, susah bergaul, dan menemui banyak kesulitan dalam usahanya meraih kesuksesan.

Padahal banyak juga lho, tokoh yang lahir dari sistem pendidikan homeschooling ini.

Berikut adalah contoh-contohnya, menurut hai.grid.id .

  1. Selena Gomez : Artis yang sangat terkenal ini, menjalani pembelajaran homeschooling, dikarenakan dia memiliki jadwal syuting yang sangat padat di waktu masa kecilnya.
  2. Maria Sharapova : Salah satu bidadari tenis terbaik di dunia asal Rusia ini, dulu pernah mengenyam pendidikan bergengsi di IMG Academy, yang ada di Brandenton, Florida. Saat itu dia masih berumur 9 tahun. Setelah dia mulai aktif di dunia tenis, Sang Ibu memilihkan pendidikan homeschooling untuk Maria. Keputusan itu terbilang tepat, dikarenakan dua tahun setelahnya, Maria berhasil meraih Rising Star Award di bidang tenis, dan itu menjadi gelar pertamanya hingga dia berhasil menyabut menjadi petenis wanita no. 1dunia, di usia yang sangat muda.
  3. Emma Watson : Dikarenakan dia telah menjadi aktris besar yang memerankan tokoh Hermione di usia yang masih anak-anak, Ibunya pun memilihkan pendidikan homeschooling untuk Emma. Setelah dia lulus homeschooling, Emma melanjutkan ke Brown University dan Oxford University.

Apakah Homeschooling Bisa Mendapat Ijazah?

Bisa dong. Sebagaimana yang dijelaskan dalam tekno.kompas.com , peserta homeschooling seusia siswa SMA, bisa ikut Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C, setara SMA. Mereka bisa ambil pilihan UNPK IPA dan IPS. Ujiannya biasanya diadakan dua kali setahun, yaitu pada bulan Juli dan November.

Lulusan UNPK Paket C yang diikuti para murid homeschooling juga diadakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Sehingga standar nilai kelulusannya pun sama dengan SMA biasa.

4 Keuntungan Belajar di Rumah

1. Keterlibatan Orang Tua

Dengan homeschooling atau belajar di rumah, peran orang tua makin vital terhadap tumbuh kembang anak.

Kan banyak tuh, para orang tua yang mengeluh punya anak yang susah diaturnya. Nah, persoalannya ada pada kekurang “kenal”nya anak terhadap orang tua dan bisa juga sebaliknya.

Contoh nih, di rumah si anak ini kelihatannya diem, tampaknya fine-fine saja, tetapi tiba-tiba orang tuanya dipanggil guru untuk datang ke sekolah, dikarenakan si anak ternyata suka berkelahi dan jadi anak yang suka membully teman-temannya.

Jelasnya kaget dong, karena berdasarkan pengamatan orang tua atas anaknya yang sedang ada di rumah, si anak baik-baik saja. Tidak menunjukkan gelagat nakal apalagi menjadi pembully.

Korban bully
Korban bully

Kasus seperti itu, biasanya dikarenakan pengaruh dari teman-temannya di sekolah.

Sehingga orang tua tidak mengenali si anak seutuhnya.

Dengan adanya belajar di rumah, ini membuat orang tua menjadi dekat banget dengan anaknya.

Baca juga : Souvenir Ulang Tahun Dan Aqiqah

Oke, kasus lain. Ada banyak anak juga,yang mengeluh merasa jauh dengan orang tuanya, padahal Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Mengapa terjadi hal seperti itu?

Karena Ibunya tidak pernah atau jarang banget menemani anaknya beraktivitas di rumah. Saat pagi, selesai masak, Ibunya langsung istirahat sambil nonton TV. Siangnya lanjut nyuci baju dan menyetrika baju. Sore bersih-bersih rumah seperti menyapu dan mengepel lantai.

Praktis tidak ada waktu bermain bersama anak. Secara fisik, Ibu dan anak dekat. Tetapi secara hati, mereka jauh.

Dengan si anak belajar di rumah, dengan gurunya adalah orang tuanya, atau memakai jasa guru panggilan tetapi tetap didampingi oleh orang tua, akan membuat kedekatan orang tua dan anaknya menjadi sangat dekat.

Kedekatan emosional dengan anak itu penting
Kedekatan emosional dengan anak itu penting

Dan ikatan yang kuat itu akan menjaga anak untuk tidak terpengaruh dengan hal-hal buruk yang ditawarkan oleh lingkungan.

2. Penemuan Dan Pengembangan Bakat yang Optimal

Secara contoh, banyak sekolah mahal di luar sana, yang mencantumkan keunggulan bahwa jumlah murid dalam 1 kelasnya sedikit. Ada yang menyebut 10 orang dengan 2 guru dalam 1 kelas. Ada yang 5 orang dengan 1 guru dalam 1 kelas, dan lain-lain.

Formula itu memang benar-benar terbukti. Secara logika, jika anda menjadi seorang guru, yang mana di dalam satu kelas berisi 40 anak. Secepat apa anda bisa mengenal nama-nama mereka beserta karakter-karakternya?

Lama bukan? Apalagi anda juga dituntut untuk mengajar di kelas lain atau sekolah lain.

Sangat mustahil seorang guru dapat mengenal nama-nama mereka beserta karakternya semua. Yang ada, mereka hanya menghafal nama-nama murid yang paling nakal dan yang paling pintar saja.

Dari situ, kita menadapatkan bukti bahwa makin sedikit jumlah muridnya dalam satu kelas, maka makin bagus murid-murid tersebut menyerap pelajaran, dan makin baik juga pemilihan metode pembelajaran yang dipilih oleh gurunya.

Kita tahu semua, bahwa kemampuan seorang murid dalam menerima sebuah ilmu itu berbeda-beda. Ada yang cepat paham akan pelajaran matematika, ada juga yang mudah paham pelajaran mengarang atau ketrampilan.

Nah, dikarenakan keberbedaan itulah, pendekatan yang harus dilakukan oleh tiap guru kepada muridnya itu berbeda.

Jika disama ratakan, maka hasilnya secara keseluruhan akan berbeda-beda. Ada yang hasilnya baik banget, ada yang buruk banget.

Semua anak itu berbeda
Semua anak itu berbeda

Coba kita renungkan, mengapa kemampuan daya tangkap mereka itu berbeda? Bukan karena gizi mereka berbeda. Bukan pula soal pewarisan gen orang tuanya. Tetapi memang tiap manusia memiliki amanahnya sendiri-sendiri di kehidupan ini.

Baca juga : Pejuang Kretifitas Masuk Koran

Oke, mari kita berandai-andai sejenak. Apabila Valentino Rossi hidup di keluarga koki, lalu orang tuanya menyuruh dia untuk mempelajari soal memasak sedari kecil, mungkin Rossi akan bisa menjadi koki.

Tetapi yang pasti dia akan menjadi koki yang biasa.

Begitupun juga dengan Tiger Woods, apabila dia sedari kecil disekolahkan untuk menjadi pembalap. Mungkin dia bisa menjadi pembalap.

Tapi Tiger Woods akan menjadi pembalap yang biasa saja.

Nah disinilah letak pentingnya peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang fokus terhadap kesesuaian Si Anak.

Dan metode pendidikan yang paling fokus adalah metode belajar di rumah atau homeschooling.

3. Bisa belajar kapanpun dan dimanapun

Dikarenakan orang tua lah yang paling bertanggung jawab kepada perkembangan pendidikan anak. Maka selama orang tuanya mengawasi dan mengajari, maka pembelajaran dapat dilakukan.

Bisa belajar di rumah, bisa belajar di museum, bisa belajar di mall, bisa belajar di pasar, bisa belajar di taman, dan lain-lain.

Bisa belajar kapan pun dan dimana pun
Bisa belajar kapan pun dan dimana pun

Banyak orang yang meragukan, bahwa anak yang belajar di rumah atau homeschooling, itu akan susah untuk disiplin.

Justru sebaliknya, Anak yang sekolah di sekolah formal/sekolah umum, kedisiplinan mereka timbul hanya karena adanya pengawasan.

Jika sekolah telah usai, mereka akan menjadi anak yang cenderung liar. Mengapa? Karena mereka tidak diajarkan untuk mengerti mengapa harus melakukan ini mengapa harus melakukan itu.

Mereka hanya diprogram untuk harus mentaati aturan, tanpa mengetahui mengapa atau untuk apa aturan tersebut dibuat.

Beda dengan anak yang belajar di rumah atau homeschooling. Mereka diajak untuk membuat kesepakatan atas aturan yang akan dibuat.

Karena mereka dilibatkan dalam pembentukan aturan, maka pastinya mereka mengetahui alasan dan tujuan dari aturan yang disepakati bersama tersebut.

Dan yang terpenting adalah mereka bisa belajar atas keinginan mereka. Mau belajar apa, kapan, dan dimana. Semua atas sepersetujuan dari anak. Sehingga mustahil mereka akan mempelajari sesuatu yang mereka tidak ingin pelajari.

4. Biaya Bisa Menyesuaikan Budget Orang Tua

Biasanya, sekolah formal yang mahal-mahal, itu dikarenakan fasilitas sekolahnya yang lengkap dan bagus. Dan juga para tenaga pengajarnya yang dibebani tanggung jawab yang besar untuk mengawasi satu per satu anak, agar tidak melenceng dari apa yang diharapkan sekolah dan orang tua.

Fasilitas dan tenaga pengajar yang membuat mahal
Fasilitas dan tenaga pengajar yang membuat mahal

Fasilitas dan tenaga pengajar. Kedua hal itu bisa tergantikan dengan hadirnya orang tua.

Orang tua bisa mengemban tanggung jawab yang besar, ya karena merekalah orang tuanya. Sangat jarang ada orang tua yang setengah-setengah dalam pendidikan dan tumbuh kembang anak.

Sehingga pengajarannya akan lebih fokus dan menggunakan hati, daripada tenaga pengajar dari sekolah-sekolah mahal.

Baca juga : Cara Untuk Bisa Pensiun Sebelum Umur 30 Tahun

Masalah fasilitas, orang tua bisa banget menggunakan taman, lapangan, gym, dan lain-lain yang ada disekiitar lingkungan rumah. Kami yakin biayanya jauh lebih murah daripada biaya per bulannya sekolah-sekolah mahal.

Kesimpulan

Oke, dengan adanya wabah corona atau COVID 19 ini, para orang tua harusnya mulai menggunakan momen belajar di rumah ini sebagai evaluasi pribadi dan keluarga. Apakah mereka para orang tua, sebagai pemegang tampuk tertinggi tanggung jawab terhadap anak, telah benar-benar memberikan pendidikan yang paling sangat amat terbaik bagi anak-anaknya?

Pendidikan yang terbaik, tidak melulu yang mahal. Pendidikan terbaik bukanlah yang sekolahnya dekat dengan rumah. Pendidikan terbaik juga bukan karena dari track record nilai UNAS atau persentase diterima di perguruan tinggi negerinya. Bukan, bukan itu.

Terkadang kita terlalu sibuk menyerahkan menu pendidikan pada anak, tanpa mempertimbangkan keinginan dari Si Anak.

Ingat, masa depan anak bukanlah tergantung dari keumuman zaman.

Kita masih ingat, dulu, di tahun-tahun 80 hingga 2000 an, banyak orang menganggap bahwa menjadi PNS adalah puncak kesuksesan seorang manusia.

Tapi sekarang, kita seperti tertampar oleh kenyataan, bahwa menjadi PNS bukanlah hal yang terbaik. Banyak sekali orang yang menekuni bakat dan minatnya, yang justru lebih sukses dari PNS.

Sebut saja para pengusaha muda, para youtuber, dan para videografer, komikus, atau desainer yang karya-karyanya sangat mahal.

Hal ini membuktikan, bahwa dinamika status sosial akan kesuksesan itu berubah-ubah. Dan perubahan akan hal itu, sangat cepat adanya.

Semangat untuk membantu dia mewujudkan cita citanya
Semangat untuk membantu dia mewujudkan cita citanya

Maka, fokuslah pada minat dan bakat anakmu. Jadikan dirimu partner sejati dalam usahanya mewujudkan cita-citanya.

Ingat, ini kehidupannya. Maka yang terpenting adalah cita-citanya, bukan cita-citamu akan masa depannya.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat bagi anda. Dan apabila anda suka artikel ini, mohon untuk di-share ke media sosial anda, agar teman-teman atau keluargamu bisa dapat manfaatnya juga.

Sampai jumpa di artikel berikutnya..